Jumat, 18 Oktober 2019

Second Birthday Cake

This is my second birthday cake ever in my life. I got my first cake when I was at Senior High School and this second one was from (one of) my colleagues at my working place. I never thought that I'd get this beautiful chocolate cake on my birthday this year. A lot of things happened this year, from the most stupid, regretful, and embarassing one to the grateful moment I've never had in my life. I knew more people and got more experiences as well as challenges. I got more things to think of and more responsibilities to fulfill. This year was full of tears, both tears of sadness and happiness. I've had enjoyed this year so far, and got to hold in there until the end of the year and after. It's been a long time since I wrote in my blog. I initially made this blog for some giveaway I wanted to join. I want to start writing again like what I used to do. Besides, I want to practice and improve my writing skills. I hope I can continue writing positive feeds and share my story as well as speak out opinion from my perspective. So, anyone, enjoy my post! (And if you find any silly things from my post just ignore it, xoxo). See ya.. ^_^

Minggu, 31 Juli 2016

Peran “Ada Gula Ada Semut” Industri Berbasis Tebu dalam Menopang Perekonomian Nasional

Peran “Ada Gula Ada Semut” Industri Berbasis Tebu dalam Menopang Perekonomian Nasional
 
Keberadaan industri berbasis tebu memegang peranan penting demi kelangsungan hidup sehari-hari. Gula yang keberadaannya banyak dibutuhkan masyarakat merupakan salah satu industri penting yang wajib diperhitungkan di Indonesia. Di era yang semakin sulit dalam mencari pekerjaan, banyak pengangguran yang akhirnya mencoba peruntungan melalui wirausaha. Dari gula akhirnya banyak industri kecil bermunculan di tanah air yang membutuhkan pasokan gula. Mulai dari pedagang kaki lima yang menjual aneka minuman manis, penjual kue cubit di sekolah-sekolah, hingga produsen es krim. Masih banyak industri lain yang akhirnya muncul dari komoditas gula seperti industri besar makanan dan minuman yang telah berdiri. 
 
Jika berbicara mengenai gula dalam skala rumah tangga, setiap rumah tangga pasti membutuhkan ketersediaan gula di rumahnya untuk memasak hingga menjamu tamu yang sedang berkunjung dengan secangkir minuman manis. Apa rasanya secangkir teh tanpa gula ketika bertamu.
 
Banyak tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan gula antara lain tebu, aren, dan kelapa. Di Indonesia, gula yang banyak dibutuhkan masyarakat adalah gula dari industri berbasis tebu. Gula dibuat melalui serangkaian proses dengan memanfaatkan tanaman tebu.

Komoditas yang tersusun atas sukrosa ini diproduksi oleh PG (Pabrik Gula) swasta maupun PG milik BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Menurut Dewan Gula Indonesia, lebih dari 60 PG berdiri di Indonesia. Mayoritas gula-gula tersebut diproduksi oleh PG BUMN seperti PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, dan sebagainya, sedangkan sisanya adalah PG swasta. 
 
Salah satu PG BUMN sebagai penghasil gula terbesar adalah PTPN XI. Gula yang dihasilkan oleh PTPN XI adalah Gula Kristal Putih (GKP) berbasis tebu dan merupakan produk utama mereka. Sampai saat ini, PTPN XI memiliki 16 PG yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur seperti PG Djatiroto, PG Semboro, PG Wringinanom, dan lain-lain. Setiap bulannya, PTPN XI mampu memproduksi 30.000 hingga 40.000 ton gula untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. 
 
Industri gula mampu menyerap tenaga kerja secara langsung sebagai petani tebu, pegawai PG, dan lain lain. Tidak hanya itu, ia juga mampu menyerap tenaga kerja secara tidak langsung melalui UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang berdiri yang menggantungkan usahanya pada gula. Industri lain yang mengakar dari PG, nantinya akan mampu menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Meningkatnya jumlah orang yang memiliki pekerjaan akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada sehingga bisa mempercepat perekonomian nasional. Dari sini sudah sangat kentara sekali peran signifikan industri berbasis tebu dalam menopang perekonomian dalam negeri. Mereka semua mengandalkan pasokan gula setiap harinya untuk menjaga agar usaha mereka tidak lumpuh. 
 
Selain itu, PG sendiri juga mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak karena memanfaatkan tebu dari petani. Disini, perekonomian pedesaan juga ikut ditopang oleh industri berbasis tebu. Jika setiap unit PG mampu menyerap puluhan ribu tenaga kerja, berapa banyak tenaga kerja yang sudah diserap oleh seluruh PG yang ada di Indonesia.
 
Ketika harga gula mengalami kenaikan yang dipicu oleh faktor supply dan demand, PG ikut mengambil peranan penting dalam menekan harga gula untuk masyarakat. Baru-baru ini pemerintah provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan PTPN XI untuk menekan harga gula tersebut. Gula yang dijual ditargetkan bisa mencapai 30.000 hingga 40.000 ton. Dari sini akan sangat terasa sekali peran PG dalam membantu perekonomian nasional dengan menjual gula murah sebesar Rp 12.000 per kilogramnya. Masyarakat bisa mendapatkan gula dengan harga terjangkau. Harga tersebut merupakan harga nasional, bukan harga regional. Kenaikan harga gula yang dipicu faktor supply bisa dipengaruhi oleh faktor anomali cuaca. Saat hujan, produksi gula di Indonesia mengalami kesulitan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan gula nasional. 
 
Pada tahun 2016 ini, PTPN XI berupaya untuk meningkatkan produksi gula hingga mencapai angka 450.000 ton dengan target rendemen mencapai 8,04 persen. Target ini sama seperti yang ditargetkan oleh pemerintah. Upaya peningkatan produksi tersebut mengalami kenaikan sebesar 45.000 ton dari 405.000 ton pada tahun 2015. 
 
Sepertinya peribahasa "ada gula ada semut" layak disandingkan dengan signifikansi industri berbasis tebu di Indonesia. Dimana banyak rezeki, disitulah banyak orang mendatanginya. Seperti yang telah disebutkan diatas, banyak perusahaan kecil, UMKM, hingga industri besar yang menggunakan dan membutuhkan gula dalam mengembangkan produk mereka. 
 
Mengingat pentingnya peran PG atau industri berbasis tebu di Indonesia dalam percepatan pertumbuhan ekonomi nasional, berbagai dukungan pun datang dari pemerintah. Melalui Kementerian Pertanian, pemerintah melakukan upaya dalam membangun industri gula nasional melalui ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi dilakukan dengan menyiapkan lahan seluas 380.000 hektar untuk 13 PG yang sudah ada. Untuk upaya intensifikasi dilakukan melalui perbaikan ratoon, persiapan bibit unggul, serta perbaikan PG. Intensifikasi yang dilakukan pemerintah terhadap PG BUMN lebih menitikberatkan pada peningkatan produksi, perbaikan rendemen, perbaikan bibit dan ratoon
 
Kementerian Perindustrian juga mendukung perluasan pembangunan PG di Indonesia seperti halnya yang dilakukan untuk PT PG Gorontalo melalui perluasan pabrik dari Sulawesi Tenggara ke daerah lain. Upaya dukungan terhadap produsen gula untuk perekonomian Indonesia yang lebih baik bisa dilakukan melalui berbagai cara. Selain perluasan dan perbaikan PG, dukungan yang bisa diberikan untuk industri berbasis tebu adalah melalui kebijakan atau regulasi yang berpihak terhadap produsen namun juga tidak merugikan masyarakat atau konsumen. 
 
Itulah mengapa dukungan yang pro PG diperlukan. Dengan adanya dukungan-dukungan tersebut diharapkan produksi gula di Indonesia mampu mencukupi kebutuhan gula nasional. Impor gula pun bisa ditekan, bahkan bukan tidak mungkin Indonesia bisa kembali menjadi negara swasembada gula suatu saat nanti untuk mengulang sejarah seperti pada tahun 1930 silam. Kini negara penghasil gula terbesar diduduki oleh negara-negara lain seperti Australia, Brazil, dan Thailand.
 
Jika Indonesia masih punya mimpi menjadi negara swasembada gula, jangan sampai PG lumpuh hanya karena minimnya dukungan. Jangan sampai penutupan PG yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya terulang kembali karena tidak mampu bersaing dengan gula impor, masalah penjarahan lahan, atau dinilai kurang produktif. Apalagi mengingat peran industri gula yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, serta kebutuhan gula nasional yang masih sangat tinggi. 

____________________________________________________________________
Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Penulisan Jurnalistik PTPN XI 2016 kategori umum/netizen dengan tema: Peran Industri Berbasis Tebu dalam Perekonomian Nasional dan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi.

Jumat, 22 Juli 2016

JKT48: Yuuhi wo Miteiruka?



Lirik: Yuuhi wo Miteiruka?
(Apakah Kau Melihat Mentari Senja?)



Seperti apa hari ini yang telah dilewati
Pasti terpikir saat di jalan pulang
Meski ada hal sedih ataupun hal yang yang memberatkan
Tak apa asal yang bahagia lebih banyak

Karena tidak membuat keluarga dan teman
Dan orang di sekitar jadi khawatir
Kau paksakan tersenyum
Dan membuat bohong sedikit
Janganlah kau pendam semuanya di dalam hati

Merasakan angin di saat musim berganti
Dan menyadari bunga disebelah kaki
Jika dapat mensyukuri keberadaan kecil itu
Kita dapat rasakan kebahagiaan

Apakah kau melihat langit mentari senja?
Waktupun berlalu dan sosoknya terlihat begitu indah, yes
Begitulah hari ini berakhir
Malam yang mengulang baru semua telah datang

Kau bergegas di jalan pulang seorang diri
Kenapa tidak hargai dirimu sendiri sedikit lagi, yuk
Mari lihat sedikit lebih baik
Supaya kau dapat hidup jadi diri sendiri

Hubungan antar manusia memang merepotkan
Tapi kita tak bisa hidup sendiri
Setiap manusia merupakan makhluk yang lemah
Kita haruslah hidup saling membantu

Dan kadang-kadang keluar ucapan kasar
Tak sengaja menginjak kaki seseorang
Atau salah paham, berbagai hal yang telah terjadi
Tetapi selalu penuh harapan

 Apakah kau melihat langit mentari senja?
 Mengajar untuk menerima keadaan saat ini dan terus maju
 Dan bila kehilangan sesuatu
 Pastilah suatu saat nanti hal itu akan tergapai

 Langit sekitar mulai beruah menjadi gelap
 Dihias oleh titik garis yang terbentuk dari bintang-bintang
 Sampai hari esok tiba nanti
 Lihatlah mimpi seperti dirimu sendiri

Apakah kau melihat langit mentari senja?
Waktupun berlalu dan sosoknya terlihat begitu indah, yes
Begitulah hari ini berakhir
Malam yang mengulang baru semua telah datang

Kau bergegas berjalan pulang seorang diri
Kenapa tidak hargai dirimu sendiri sedikit lagi, yuk
Mari lihat sedikit lebih baik
Supaya kau dapat hidup jadi diri sendiri

Lagu ini dinyanyikan oleh JKT48


Source: https://www.youtube.com/watch?v=61vxWNDjjgA

JKT48's Yuuhi wo Miteiruka Music Video 

Senin, 07 Maret 2016

Budaya Turun-temurun Ija Kroeng a.k.a Kain Sarung



Budaya Turun-temurun Ija Kroeng a.k.a Kain Sarung

Kain sarung memang dikenal sebagai pakaian laki-laki. Kain yang juga disebut sarong (dalam bahasa Jawa) atau ija kroeng (daerah Aceh) ini kerap kali dikenakan dalam situasi yang santai. Ada juga beberapa acara formal yang bisa dihadiri dengan berbusana kain sarung. Meskipun sarung identik sebagai busana kaum laki-laki, tetapi perempuan juga boleh memakai kain sarung ini. Saya jadi teringat saat dipesantren dulu banyak mbak-mbak santri putri yang sering mengenakan kain sarung. Tentu saja sarung yang mereka pakai bermotif lebih girly seperti motif bordir dan tenun, tidak seperti kain sarung bermotif kotak-kotak yang populer dikalangan santri putra. Mereka mengenakannya sebagai pengganti bagian bawah mukena potong, maupun sebagai rok panjang yang bisa dipakai dalam kegiatan sehari-hari.

Alhamdulillah saya pernah merasakan tinggal di pesantren saat SMP dan SMA. Sempat merasakan menimba ilmu di tempat yang banyak orang bilang adalah penjara suci itu. Tentu saja sebagai santri harus mematuhi peraturan yang ada, seperti halnya dalam aturan berpakaian di pesantren. Santri putra maupun santri putri harus berpakaian yang menutup aurat dan sopan, santri putri dengan gamis atau rok panjangnya sedangkan santri putra dengan kopyah a.k.a peci dan sarungnya. 


Meskipun santi putra juga diperbolehkan memakai celana, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa mereka sering kali memakai sarung daripada celana. Saya kerap mendapati bahwa teman-teman santri putra tak enggan memakai sarung saat pergi keluar untuk membeli sesuatu di toko yang letaknya di keramaian jalan raya. Boleh dikatakan bahwa pelopor budaya kain sarung di kalangan anak muda (terutama di daerah Jawa Timur) adalah generasi anak pesantren. Tidak hanya saat menghadiri acara seperti ketika ada undangan untuk sholawatan al banjari dalam suatu hajatan, atau saat berlangsungnya haflah akhirissanah yaitu wisuda pesantren, tetapi juga saat nongkrong bersama teman-teman mereka tetap eksis berkain sarung. 

 Santri putra selalu eksis berkain sarung saat wisuda pesantren (Kepanjen, Kab. Malang, Jawa Timur)

Di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin modern dan canggih dimana banyak anak muda memilih-milih pakaian mereka untuk bisa tampil fashionable dan up to date, pesantren tetap mempertahankan budaya yang sudah semestinya dijunjung tinggi dan dilestarikan. Dengan kata lain, mungkin pesantren adalah satu-satunya tempat dimana budaya kain sarung bisa eksis dikalangan anak muda. 


Budaya kain sarung sering dianggap tidak sesuai dengan gaya anak muda masa kini. Sejujurnya pemikiran semacam itu haruslah dihilangkan mengingat sudah banyak produk kain sarung yang menawarkan desain trendy  yang beredar di pasaran. Berkain sarung bagi orangtua atau bapak-bapak memang sudah biasa dan sering kita lihat. Akan tetapi anak muda yang mau melestarikan budaya kain sarung, itu merupakan suatu hal yang luar biasa, seperti halnya yang dilakukan muda-mudi generasi pesantren.

Di lingkungan rumah saya sendiri (Wonosari, Kab. Malang, Jawa Timur) kain sarung dipakai berbondong-bondong oleh anak muda dan orangtua dalam acara tahlilan atau saat melaksanakan sholat Jumat di masjid. Ayah saya pun sangat suka memakai kain sarung. Saat sedang bepergian ayah selalu membawa kain sarung. Dari sekian banyak barang bawaan, kain sarung adalah hal yang tidak boleh terlupakan dan wajib dibawa. Selain itu, tidak hanya dalam acara  tertentu seperti pengajian, khotmil Quran, atau waktu melaksanakn sholat saja, bahkan waktu menonton televisi dan waktu makan pun ayah suka memakai kain sarung.


Ayah saat mengenakan sarung motif kotak-kotak favoritnya

 
So, pembaca yang budiman, mari bersama kita budayakan kembali kain sarung yang sudah menjadi budaya turun-temurun bangsa ini!

Kunjungi Facebook Ija Kroeng 

Silakan baca juga:


Senin, 29 Februari 2016

The Memorable Bandung (Wanna Be)



The Memorable Bandung (Wanna Be)

Hal pertama yang harus disiapkan sebelum jalan-jalan di Kota Bandung adalah mencari penginapan. Sayang sekali kan kalau saya jauh-jauh datang dari Kota Malang ke Bandung hanya sebentar. Padahal banyak sekali tempat yang wajib dikunjungi di Kota Kembang ini. Di Bandung banyak sekali penginapan mulai dari losmen sampai hotel yang bisa dipilih. Tentunya saya akan memilih penginapan yang nyaman dan murah yang letaknya di sekitar pusat Kota Bandung sehingga akan lebih memudahkan saya ketika ingin kemana-mana.
Setelah mendapat penginapan, hal pertama yang akan saya lakukan adalah berwisata kuliner. Yup. Setelah menempuh perjalanan jauh, perut ini butuh diisi agar bisa melanjutkan jalan-jalan dengan semangat. Waktunya makan! Ada beberapa tempat makan yang cukup terkenal di kota ini yang ingin saya kunjungi. Yang pertama adalah Restoran Sapu Lidi. Restoran yang berlokasi di Lembang, Bandung ini cukup unik karena menyuguhkan suasana pedesaan yang alami. Restoran Sapu Lidi terletak di area persawahan dan kolam yang pastinya akan sangat nyaman menikmati makanan di dalam gubuk-gubuk dengan udaranya yang segar. Keren juga untuk berfoto karena keunikan tempatnya yang jarang ditemukan di tempat makan yang lain.
Mumpung masih di Lembang, saya ingin sekalian mampir ke Floating Market  Lembang. Jarang-jarang kan ada pasar terapung di Pulau Jawa dan mungkin ini adalah satu-satunya floating market yang ada di Pulau Jawa. Nuansanya alami karena berada di tengah danau sehingga saya bisa mendapat spot berfoto yang keren. Hal yang menarik saat berbelanja di pasar terapung ini adalah menggunakan koin sebagai alat tukar yang bisa didapatkan di setiap loket disini.
Tempat kedua yang cocok untuk berwisata kuliner adalah Nasi Kalong. Kalong sendiri artinya adalah kelelawar. Yang unik dari Nasi Kalong ini nasinya berwarna hitam karena berasal dari beras merah yang dimasak dengan kluwek sehingga menghasilkan warna hitam. Untuk lauknya bisa dipilih sendiri mulai dari aneka tumisan sayuran, aneka olahan ayam, dan masih banyak lagi. Tempat ini cukup terkenal, lho. Cocok sekali untuk pilihan makan malam karena Nasi Kalong ini buka pada malam hari mulai pukul 7 malam hingga 3 pagi.
Ada tempat wisata kuliner lainnya yang ingin saya kunjungi, yaitu Paskal Food Market. Alasan kenapa saya ingin mengujungi tempat ini karena food market yang terletak di Pasir Kaliki ini menawarkan lebih dari seribu jenis makanan. Tempat ini merupakan salah satu pusat wisata kuliner terbesar di Bandung.  Banyak kios yang berdiri di sini yang menjual aneka makanan mulai dari makanan kecil seperti cakwe hingga makanan berat seperti nasi  bakar dan lontong kari, serta bermacam-macam minuman. Tempat wisata kuliner yang buka mulai pukul 8 malam ini juga menyediakan pertunjukkan live music.





Kota Bandung juga terkenal dengan sebutan Paris Van Java. Rasanya kurang afdol kalau berkunjung kesini tetapi belum mampir ke tempat yang satu ini. Seperti julukannya, di Bandung juga ada tempat yang bernama Paris Van Java. Tempat ini merupakan pusat perbelanjaan atau mall yang terletak di Jalan Sukajadi. Seperti halnya pada mall-mall lain, di Paris Van Java Mall juga tersedia department store, bioskop, dan food court. Namun, yang membuat mall ini unik adalah adanya Wahana Skifield, yaitu taman buatan yang memiliki taman bunga dengan berbagai jenis spesies kupu-kupu.
Tempat lainnya yang ingin saya kunjungi adalah Alun-alun Kota Bandung. Salah satu yang unik dari alun-alun ini adalah ketika ingin memasukinya harus melepas alas kaki terlebih dahulu. Saya juga suka dengan keindahan tempat ini dengan hamparan hijaunya yang luas. Alun-alun ini juga dekat dengan masjid seperti alun-alun kota pada umumnya. Sekalian berwisata ke Alun-alun Bandung, sekalian pula mampir ke Masjid Raya Bandung. Pemandangan di alun-alun ini pada malam hari juga tak kalah indahnya dengan lampu-lampu yang memancar.
Untuk menciptakan kenangan yang tak terlupakan di Bandung, jangan lupa menikmati wisata alamnya. Tempat yang saya pilih adalah Kawah Putih Ciwidey yang berlokasi di Jalan Situ Patengan, Bandung. Pemandangannya masih sangat alami dan indah sekali. Pasti tidak akan menyesal mengunjungi tempat yang satu ini. Pemandangan di kawah ini juga bagus untuk berfoto. Mengunjungi obyek wisata alam ini juga bisa ditempuh dengan transportasi umum.
Sekitar 7 km dari Kawah Putih Ciwidey ada Danau Situ Patenggang atau Situ Patengan yang bisa ditempuh melewati area perkebunan teh ke arah Utara. Danau ini merupakan danau alami yang menyuguhkan pemandangan yang indah dengan adanya perahu-perahu yang tersedia disana. Danau yang terkenal dengan “batu cinta” nya ini juga memiliki mitos yang berkisah tentang cinta Putra Prabu dan Putri Titisan Dewi. Tempat ini sangat cocok untuk menyegarkan pikiran karena udaranya yang sangat segar.
Setelah puas menghabiskan beberapa hari di Kota Bandung, hal yang tidak boleh terlupakan sebelum kembali ke kota asal adalah membeli oleh-oleh. Bandung juga terkenal dengan makanan peuyeumnya. Oleh karena itu, saya ingin membeli peuyeum asli Kota Bandung sebagai oleh-oleh. Selain peuyeum, ada juga surabi khas Bandung yang memiliki berbagai varian rasa. Ada juga makanan yang disebut Gepuk Ny. Ong yang berasal dari olahan daging sapi yang menjadi makanan favorit di Kota Bandung dan bisa dijadikan oleh-oleh.

“When it will become true, it will be the unforgettable memory I have in Bandung.”

Sumber foto:
life.viva.co.id anekatempatwisata.com darirantau.blogspot.com indoturs.com www.mbandung.com bangka.tribunnews.com www.initempatwisata.com bandung.panduanwisata.id ensiklopediaindonesia.com sebandung.com seputarkotabandung.blogspot.com